Kamis, 14 Mei 2015

PUISI DAN KENYATAAN

HABITUAL YANG KONTINUITAS

Wanita yang tidak bisa memberikan makanan yang baik, maka selamanya seorang anak dan suami tidak merasakan sarapan di pagi hari, sedangkan tugas anak adalah sekolah dan suami adalah bekerja, tak ayal jika mereka jauh dari kata konsentrasi dan profesionalitas, yang pada akhirnya perut mereka yang dipikirkan lebih dulu di bandingkan perut umum, dan ini bernasib pada para koruptor dan pengkhianat negara, disebabkan peran wanita dibalik sebuah keluarga semakin terkikis...Karena wanita adalah kunci dan pengaruh besar terhadap kesejahteraan rakyat...

GUDANGNYA KATA PUITIS  DAN PARADIGMA OF LIFE 

  • Tertatih dalam diam, meronta dalam fikir yang begitu panjang, lalu merenyuh hati saat melihat mata disetiap sudut memelototi angin serta jasad tak berdaya, mereka nyata di pelupuk mata, namun mereka dibiarkan bak hewan melata, dan ini menjadi sadis saat baranya api menyala-nyala, dan api itu memeluk dan menekan rasa... Mengapa mereka tertawa dan menerka kemenangan dalam genggaman? Padahal kemenangan itu adalah fana, apakah cinta itu tenggelam ataupun tertelan? Mengapa kasih semakin tersisih? Mengapa pula mereka tak jengah dengan taruh yang hanya akan bertahan separuh? Kecewaku dalam kalbu yang tak dangkal meski hanya dengan lirih tanyaku terucap...
  • Desir melaju, gemuruh mengusik diiringi gelora malam penuh bintang berkelip, pandangan lepas tanpa bayang semu menghalangi, sinar rembulan tak kalah menghampiri, canda kami tak bosan tersontak dari celah sepi yang mendingin, angin kini menjadi selir disaat mata ini menatap lebih lama dari biasanya, gelap masih menjadi pemandangan yang tak asing saat ini, bahkan hingga telinga ini mendengar jeritan ayam yang mencoba tuk menelisik setiap telinga umat manusia dan menjadikannya kenikmatan akan suasana di waktu fajar berpijar...
  • Guratan cahaya beri getar dan gema pada dunia... Sohor yang dulunya konon, kini menjadi sesuatu yang di damba dan di puja.. Seolah kertas mereka adalah batu dan ditumpahi tinta abadi, doktrin merajalela.. Tetes menjadi butiran, lalu menjelma batuan hingga istana jadi singgahan ... 
    Perbedaan bukanlah alasan.. Hingga kita jadikan acuan untuk terus menempuh jalan meski terjalnya.. Mengepak sayap meski sulitnya.. Dan arungi samudera meski dalam dan luas serta buas isinya... Terompet perdamaian selalu setia di ambang kebahagiaan siap sambut bahkan jemput cinta yang dinanti dan dirindu....
  • Saat bintang berkelip ataupun tak tampakkan wujud....
    Rona merah memancar dalam gelap.. Sendiri menyimpuh dalam pelukan isak yang mendalam, mencoba akui kesalahan, ampun terus terucap.. Semu dalam hening... Bayang dalam gempita.. Menengadah penuh harap.. Astaghfirullahal'adzim...
  • Lelapnya justru bangunkanku, hidupkan rasaku, bukakan mataku.. Suara halus yang mendayung rasa, sisakan hamparan cinta serta kasih bergemelut lembut dalam harapan kabut yang tak tentu arah... Tak tau apakah yg harus ku toreh.. Namun sungguh rasa ini tak menentu...
    Walau senyum dalam lelap maka biarkan hati ini slalu berharap.. Meski tak mungkin akan menjadi ujung jalan kalbu...
  • Denting waktu menyibak angin, menyapa nafas yang mana paruhnya bekerja, dan paruh yang lain menanti henti, rasa jauh, jatuh, sulit, dan sengit, membawa asa dalam sakit yang tak dangkal, torehan-torehan luka itu gerogotiku, bahkan gerak dan langkah belum mampu gapai yang dituju...
    Badan ini ringkih...
    Namun juang akan selalu gigih...
    Stand to you... grin emoticon 
  • hiruk piruk menjelma dalam kalbu bertarung sengit dengan fantasiku yang semakin semu, namun tetap kian bertahan dengan tameng kayuku yang semakin rapuh dan hampir runtuh, gelisah kini gaduh menghantui ribuan sosok tak dikenal, hentikan jejaknya pun sulit, bak berusaha diam dalam topan dan tornado, serangan itu menyebar dan menguasai jasad yang lemah dan lelah, entah apa yang harus aku teriakkan pada sang malam dan siang yang sejatinya temani hidup dalam riang dan kelamku, dalam hitam dan putihku, dan terkadang disaat aku sedang abu, ataupun celotehan ini yang tabu dan ambigu..........
    rasa yang sering tercampur rasa haru akan takdir yang menjadi pilihan namun tak berujung pada ejawantah yang akhirnya menuju suatu harapan dan kepastian.....
  • RIBUAN TANYA UNTUK INDONESIA 
    Pendidikan dan ekonomi di Indonesia sangatlah bertolak belakang dengan negara-negara maju di dunia
    "Memang...Tidak membutuhkan banyak biaya untuk bisa bertahan hidup di negeri ini jika dibandingkan dengan negara lainnya, sedangkan masalah Pendidikan yang dari dulu hingga kini harus menguras kantong setiap warganya melebihi biaya ekonomi, bukankah negara maju itu adalah negara yang tercipta dari orang-orang yang pintar dan terdidik ! Mungkin ini yang menyebabkan banyak yang turun aksi dari kesalahpahaman sistem pembangunan indonesia yang banyak dari kami tidak memahaminya, belum lagi kebutuhan indonesia akan ekonomi yang kini serba impor, lalu bukankah indonesia itu adalah negara yg terdiri dari pulau-pulau yang mempunyai kekayaan alam yang apabila dilestarikan dan dimanfaatkan akan menguntungkan negeri ini ! Mengapa banyak dari kita tak bangga dengan hasil karya bangsa ? Sampai kapan indonesia menjawab tanya tanpa ejawantah yang nyata? sampai kapan indonesia dirundung duka? Masa depan kami berada di tangan pihak tertinggi birokrasi pemerintah indonesia dan Bpk. Presiden yang terhormat saat ini .... "
    tunjuk langit dengan tatapan pasti serta awali langkah yang gagah tuk hapuskan semua renungan..........! Believe ! tekad akan selalu meruntuhkan renungan dan keluhan.....!piruk menjelma dalam kalbu bertarung sengit dengan fantasiku yang semakin semu, namun tetap kian bertahan dengan tameng kayuku yang semakin rapuh dan hampir runtuh, gelisah kini gaduh menghantui ribuan sosok tak dikenal, hentikan jejaknya pun sulit, bak berusaha diam dalam topan dan tornado, serangan itu menyebar dan menguasai jasad yang lemah dan lelah, entah apa yang harus aku teriakkan pada sang malam dan siang yang sejatinya temani hidup dalam riang dan kelamku, dalam hitam dan putihku, dan terkadang disaat aku sedang abu, ataupun celotehan ini yang tabu dan ambigu..........
    rasa yang sering tercampur rasa haru akan takdir yang menjadi pilihan namun tak berujung pada ejawantah yang akhirnya menuju suatu harapan dan kepastian.....
    tunjuk langit dengan tatapan pasti serta awali langkah yang gagah tuk hapuskan semua renungan..........! Believe ! tekad akan selalu meruntuhkan renungan dan keluhan.....!